KKP Ungkap Penyebab Nelayan Lampulo Membuang Ikan Hasil Tangkapan

Banda Aceh - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan fenomena pembuangan ikan yang terjadi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja, Lampulo, Banda Aceh, diduga lantaran banyak armada kapal tangkap ukuran 40-100 GT tidak memiliki penyimpanan dingin (Frozen on Board).
“Itulah yang menyebabkan turunnya mutu ikan sampai tidak layak jual. Waktu melaut yang cukup lama dan nelayan hanya mengandalkan pasokan es untuk mengawetkan hasil tangkapan,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistyo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/5).
Di sisi lain, tujuh unit gudang beku (Cold Storage) di Kota Banda Aceh dengan total kapasitas sebesar 1.630 ton juga hampir penuh 100 persen. Hal itu menyebabkan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan yang melimpah tidak mampu tertampung di gudang beku tersebut.
Karena itu, upaya peningkatan kapasitas penyimpanan dingin di kapal untuk nelayan yang melakukan penangkapan dalam waktu relatif lama menjadi penting demi mempertahankan kualitas ikan sejak ditangkap.
“Untuk kendala pendanaan yang mungkin dihadapi dalam melengkapi sarana dan prasarana juga perlu didukung melalui fasilitasi kemudahan pembiayaan syariah sesuai qanun,” ujarnya.
Menanggapi persoalan tersebut, Budi meminta Unit Pengolahan Ikan (UPI) di luar Aceh dan industri pengolahan tepung ikan untuk terlibat aktif dalam menyerap hasil tangkapan nelayan. PT. Toba Surimi Indonesia, PT. Asahi, dan CV. Horizon dari Sibolga juga digandeng untuk penyerapan ikan tak layak konsumsi dari nelayan di Banda Aceh.
“Kita juga mendorong produsen tepung ikan untuk ikut menyerap ikan yang tak layak konsumsi, karena kita percaya semua bagian ikan bisa diolah, termasuk ikan tak layak konsumsi, bisa jadi bahan tepung ikan atau pakan," tuturnya.
Menurutnya, saat ini tidak terpantau adanya penumpukan ikan ataupun ikan yang terbuang, karena Syahbandar Banda Aceh telah melakukan pengaturan penangkapan ikan sehingga pendaratannya tidak lagi bersamaan.
Komentar