Kasus Stunting di Bener Meriah Perlahan Mulai Turun

Redelong - Kasus stunting di Kabupaten Bener Meriah perlahan mulai menurun, berbagai upaya terus dilakukan dan kini DP3AKB telah melakukan MoU Penangan Stunting dalam penerapan 1000 HPK (Seribu Hari Pertama Kehidupan).

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Bener Meriah, Edi Jaswin mengatakan, pada Juli 2023 lalu kasus stunting mencapai 1.456 kasus namun pada Agustus 2023 turun menjadi 1.368 kasus.

"Sampai bulan Agustus lalu turun 88 kasus. Kita akan turus berupaya menurunkan angka stunting di daerah ini," kata Edi, Selasa (10/10) saat melakukan MoU Penangan Stunting Dalam Penerapan 1000 HPK.

Menurutnya, penangan stunting yang dilakukan saat ini mulai dari kaum remaja, calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan keluarga yang memiliki balita.

"Kita melakukan pendekatan kepada mereka, memberikan alat edukasi kepada ibu-ibu yang memiliki balita supaya bisa memanfaatkan memantau tumbuh kembang anak," ujarnya.

Edi menjelaskan, kasus stunting yang mereka terima tersebut berdasarkan laporan dari PPGM berkolaborasi dengan dinas kesehatan melalui pengukuran pada saat posyandu.

Terkait kegiatan 1000 HPK, kata Edi, adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya kehidupan pada ibu yang dipersiapkan sejak dari remaja disebut dengan 1.000 hari pertama kehidupan.

"Nah, di 1000 hari pertama kehidupan ini ada masa 270 hari pertama dan masa 730 hari yang kedua, serta yang diperlukan adalah asupan nutrisi seimbang dipersiapkan bagi remaja kita untuk semua keluarga beresiko stunting," terangnya.

Kegiatan ini, kata dia, adalah upaya percepatan penurunan stunting yang ada di Kabupaten Bener Meriah dan saat ini.

"Setiap tahun, setiap bulan itu akan terjadi penurunan, ini artinya adalah pemahaman keluarga yang dalam upaya percepatan konstanting sudah terus ditingkatkan di Kabupaten Bandar Meriah.  Ini salah satu upaya kita dengan membuat inovasi yang sudah kita laksanakan," tuturnya.